Malam 1 Suro menjadi momen yang penuh makna bagi masyarakat Jawa, termasuk di Desa Sirapan, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun. Untuk pertama kalinya, pemerintah desa bersama LPMD, BPD, LAD, dan para tokoh masyarakat menyelenggarakan kegiatan nyekar bareng pada malam suro yang sakral tersebut. Acara ini digagas sebagai bentuk pelestarian budaya dan penghormatan terhadap leluhur, sekaligus mempererat silaturahmi antarwarga. Kegiatan ini juga menjadi ajang refleksi spiritual menjelang pergantian tahun Jawa.

Rangkaian kegiatan dimulai selepas isya dengan doa bersama di Punden Lancursari, dilanjutkan dengan arak-arakan menuju makam leluhur yang berada di beberapa titik wilayah desa. Warga setempat turut serta hadir dan membawa bunga tabur, serta air kembang. Suasana hening dan khidmat menyelimuti perjalanan nyekar, memperlihatkan keseriusan warga dalam merawat nilai-nilai budaya warisan nenek moyang.

Di kompleks makam, warga melakukan doa tahlil dan tabur bunga secara bersama-sama, dipimpin oleh tokoh agama desa. Beberapa warga juga menyempatkan diri membersihkan makam keluarga mereka sebagai bagian dari tradisi menjelang malam 1 Suro. Kegiatan ini mendapat apresiasi tinggi karena mampu menyatukan berbagai unsur masyarakat dalam satu gerakan yang positif dan penuh nilai spiritual.

Kepala Desa Sirapan menyampaikan bahwa kegiatan ini akan menjadi agenda tahunan desa, sekaligus menjadi bentuk edukasi budaya bagi generasi muda. Melalui nyekar bareng ini, warga Desa Sirapan tidak hanya diajak mengenang leluhur, tetapi juga membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya kebersamaan, gotong royong, dan pelestarian budaya lokal. Acara ini diharapkan menjadi titik awal bagi munculnya inisiatif budaya lainnya di masa depan.