Sirapan, Malam Suro Jumat Legi — Dalam suasana tenang dan khidmat, Lembaga Desa Sirapan melaksanakan Puter Gelang, sebuah tradisi yang sarat makna dan telah menjadi bagian penting dari warisan budaya setempat. Kegiatan ini dilaksanakan secara terbatas, hanya dihadiri oleh jajaran internal lembaga desa, sebagai simbol kebersamaan dan penghormatan terhadap nilai-nilai leluhur.

Acara dimulai pada malam hari, tepat saat pergantian tanggal di bulan Suro yang jatuh pada Jumat Legi. Momen ini dipilih karena diyakini memiliki nilai spiritual yang tinggi, menjadi waktu yang tepat untuk berdoa dan memohon perlindungan. Suasana hening dan penerangan lampu minyak menambah kesakralan acara.

Puter Gelang sendiri merupakan ritual yang melambangkan siklus kehidupan dan kebersamaan. Dalam prosesi ini, peserta mengikuti langkah-langkah yang telah diwariskan secara turun-temurun, dipandu oleh sesepuh desa yang memahami makna dan tata cara pelaksanaannya.

Kepala Desa Sirapan dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar ritual, melainkan juga sarana mempererat hubungan antar anggota lembaga desa. “Kebersamaan adalah pondasi dari kerja yang baik. Melalui tradisi ini, kita mengingat bahwa setiap langkah yang kita ambil harus selaras demi kemajuan desa,” ujarnya.

Prosesi Puter Gelang berjalan dengan penuh kekhusyukan. Setiap peserta mengikuti rangkaian doa dan gerakan simbolis yang melambangkan tekad menjaga persatuan, menghindari perpecahan, dan memperkuat sinergi dalam menjalankan tugas sebagai pelayan masyarakat.

Setelah prosesi selesai, kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama. Meski sederhana, momen ini menjadi ajang berbagi cerita dan mempererat rasa kekeluargaan. Tidak ada jarak antara perangkat desa, anggota lembaga, maupun sesepuh — semuanya duduk bersama dalam suasana hangat.

Puter Gelang Jumat Legi di Lingkup Lembaga Desa Sirapan ini menjadi bukti bahwa tradisi dapat menjadi perekat kebersamaan dan identitas. Dengan menjaga dan melestarikannya, Lembaga Desa Sirapan berharap nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan keselarasan dapat terus diwariskan kepada generasi berikutnya.